pesan si Mbah

MENULIS adalah bekerja untuk KEABADIAN...

MERDEKA ATAU BUDAK?

suatu sore diawal pekan aku berdiri ditengah taman dan tak tahu hendak kemana. dalam kebingungan lantas aku bertanyaa kepada mereka yang duduk berkumpul. 'disini daerah apa yah..??', tanyaku. 'memangnya anda hendak kemana?? kalau ingin merdeka, silahkan turun ditangga itu disana ada sebuah koridor mungil tempat orang-orang merdeka bebas berkreasi. kalau hendak menjadi budak, digedung bagian sana ada sebuah tangga berpagar jeruji, naiklah kesana dan biarkan dirimu terpenjara oleh dogma-dogma dan sejuta ketakutan disana..'.

MEMBACA

kata orang, membaca itu membuka jendela dunia. jadi, mereka yg membaca telah membuka pikiran mereka dari kungkungan pikiran dan paham lama dengan mempelajari teori-teori baru, apalagi kalau dia mampu membandingkannya dengan praktek dilapangan. maka, jika membaca itu bisa 'membuka jendela dunia', bisa kita katakan jika mereka yang memfasilitasi orang-orang membaca telah 'membukakan jendela dunia' bagi yang lainnya. .

Tanah MELIMPAH, PETANI MELUMPUH

sawah luas tapi petani tak bertanah. sebab tanah bukan milik petani tapi milik tuan tanah yang punya sawah tapi tak bertani, hanya menunggu hasil jerih payah sang buruh tani. dikau bertanya kenapa??? sebab tirani telah tumbuh subur diatas tanah kita, negeri milik para petani..!!

Organisasi Itu Harus MENCERDASKAN

organisasi yang mendidik adalah organisasi yang memberi manfaat bagi anggota, memberi pengetahuan bagi anggota, mencerdaskan, dan mampu menjadi alat pembebasan bagi anggota.

Tuesday, December 2, 2014

AKU SEORANG ANAK KELUARGA TANI

#kisah pilu  seorang mahasiswa baru…
Namaku Baco’, anak bungsu dari 3 bersaudaran keluarga petani. Tanah orang tuaku dikampung tak terlalu luas. Kurang dari 1 hektar. Dalam keadaan itu mereka sadar, tidak ada harta benda yang mampu mereka sisakan kepada kami. Maka, satu harapan besar mereka adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk dapat bekal ilmu demi menyongsong masa depan. Ibarat kata, selembar ijazahlah dan segudang ilmu yang mereka ingin berikan kepada anak-anaknya. Harapan besar mereka dengan ilmu itu kami mampu memperbaiki hidup hingga tak alami kesulitan seperti mereka.
Berbekal mendapat beasiswa untuk orang mampu dari Negara aku mendapat tiket  lanjut kuliah dikampus terbaik diprovinsi seberang. Cita-cita besar orang tua ada dipundak. Sempat ku Tanya mereka dari mana mereka dapat uang menghidupi ku di tanah orang, sebab beasiswaku tak setiap waktu cair. Jawabnya singkat, “jalani saja dulu nak, inshaa allah ada jalan”. Betapa pilu hatiku mendengar itu, sebab ku tahu penghasilan mereka sangat sulit untuk penuhi kebutuhan mereka dikampung. Lantas sekarang, aku dikota akan jadi beban pikiran mereka. Disaat yang sama, kedua kakakku belum mendapat kerja yang layak. Penghasilannya hanya cukup untuk penuhi kebutuhan sendirinya. Akhirnya, dengan cita-cita besar kuangkat koperku meninggalkan tanah kelahiran dengan tekad dan cita-cita besar. “aku harus mampu merubah nasib keluarga, HARUS”
***

Sunday, November 16, 2014

NEGERI ANTAH BERANTAH


Alkisah disebuah zaman berdiri sebuah negeri yang sangat makmur. Tanahnya luas, sawah menghampar, sungai-sungai besar melintasi tanah-tanah tersebut.dibawah tanamnya bercokol kekayaan tak terkira, minyak, gas, batubara,emas, dan semua barang tambang lainnya. Kata orang, taka da barang tambang yang taka da ditanah tersebut.laut birunya menghampar diantara pulau-pulau yang berjejer rapi lagi indah.

Saturday, October 18, 2014

BELAJAR BERMIMPI DAN BERJUANG DARI ANIME NARUTO



#naruto shippuden episode 382
Siapa dari kita yang tidak pernah nonton serial anime ini??? Mulai dari sejak masih berjudul ‘naruto’ yang berkisah tentang seorang shinobi kecil bernama Uzumaki Naruto yang bercita tinggi menjadi hokage dinegaranya, sampai dengan ‘naruto shippuden’ yang menceritakan tentang Naruto di masa dewasanya. Dalam tulisan ini, saya hanya akan menceritakan sedikit tentang kisah yang terjadi dalam serial Naruto Shippuden episode 382. Mungkin agak aneh kenapa keudian saya memilih epiode ini. Namun, ada hal yang menarik dari dari episode ini, yaitu tentang mimpi dan perjuangan meraihnya. Hal yang telah tercermin dari judul episodenya, ‘mimpi shinobi’.

Tuesday, August 12, 2014

Suatu Waktu Menjelang Maghrib di Sebuah Kompleks Kecil Ibukota


#Hitam Putih yang ABU-ABU
Alkisah, ada sebuah kompleks kecil di ibukota. Kompleks itu lumayan padat oleh penduduk yang berasal dari latar belakang berupa warna. Ada pegawai negeri, karyawan perusahaan swasta, dll. Umumnya perumahan di ibukota, jangan pernah berharap untuk melihat suasana kekeluargaan di kompleks tersebut, yang ada adalah kondisi dimana masing-masing orang sibuk dengan keadaan mereka sendiri. Di kompleks kecil itu terdapat sebuah Mushollah kecil. Mushollah itu di jaga oleh seorang Kakek yang telah cukup tua. Dialah yang bertugas untuk menyapu, mengepel, menata, dan seluruh pekerjaan tata ruang mushallah.  Si kakek sendiri tinggal di sebuah rumah kecil tepat di depan Mushallah itu dan untuk menyambung hidup dia membuka sebuah warung kelontongan untuk kebutuhan sehari-hari warga kompleks. Kondisi masyarakat kompleks yang individualistis pun berpengaruh pada kondisi mushollah. Hal ini bisa dilihat dari sangat minimnya jumlah Jemaah yang mengikuti shalat berjemaah di mushollah tersebut. Bahkan, sangat sering keadaan dimana shalat di mushollah tersebut hanya memiliki satu orang Jemaah yang tidak lain dari si kakek. Jadi, si kakek yang adzan, si kakek yang iqhamat, si kakek yang jadi imam sekaligus makmum. Padahal, si kakek sangat sering mengajak warga kompleks untuk beramai-ramai ke mushollah. Namun, itu hanya dibalas dengan senyum picik dari warga kompleks. Dan hal tersebut tidak membuat si kakek jenuh untuk terus mengajak dan menyeru kepada seluruh warga kompleks untuk meramaikan mushollah.
***

Thursday, May 1, 2014

MONOLOG HARI PENDIDIKAN NASIONAL

#antarakebanggaandankesuraman..
Namaku Su,  mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan angkatan akhir. 6 tahun aku berkuliah, akhirnya sebentar lagi akan selesai juga. Bulan depan aku sarjana. Bulan depan say good bye kehidupan kampus. Bulan depan selesai juga penantian akhir kedua orang tua dalam membiayai persekolahan. Bulan depan kampus Ayam Jantan, Universitas yang tak pernah becus mengurus WCnya akan segera ku tinggalkan. Bulan depan, dosen bebal arogan anti kritik akan jadi kenangan. Bulan depan, laboraatorium zaman pra sejarah hanya jadi pengisi masa lalu.

Friday, April 25, 2014

BERFIKIR YANG BENAR


Berpikir berasal dari kata dasar ‘pikir’ yang artinya akal budi; ingatan; angan-angan. Sementara berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu. Sementara berpikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan real. Banyak orang-orang yang menempatkan asumsi sebagai acuan dalam pikirannya. Namun, pada akhirnya metode berfikir yang menempatkan asumsi sebagai acuan tidak akan pernah memberi solusi atau penjelasan konkret tentang sebuah keadaan. Sebab, pandangannya hanya bersumber dari subjektif yang berfikir tanpa dibarengi dengan bukti-bukti konkret. Sementara keadaan itu bukan bersumber dari asumsi subjektif saja.

Tuesday, April 22, 2014

22 APRIL, SEHARI SETELAH 21 APRIL


#tentang Bumi dan Kartini
Namaku su, mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti tingkat akhir. Hari ini tanggal 22 april 2014. Kata orang, hari ini Hari Bumi Sedunia (sesuau yang aku tak mengerti asal usulnya). Itu ku lihat dari banyaknya orang yang mengatakan sejuta kata yang intinya sederhana, “selamat hari bumi sedunia..”, dan aku hanya bisa tersenyum kecil. Bukan hendak mengejek, walau juga tak ada niat sedikit pun untuk bersepakat, sebab dipandanganku kalimat-kalimat tersebut hanya sampai dirongga mulut orang-orang yang mengucapkannya. Atau paling keren hanya sampai dihalaman dinding akun sosial media mereka. Titik, cukup sampai disitu. Setidaknya itu yang ku dapat dari pengalamanku.

Wednesday, April 16, 2014

Sekilas UU PT, UKT, dan PTN-BH

Dalam beberapa waktu belakangan ini isu tentang Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) menjad isu yang hangat dikalangan civitas akademika Universitas Hasanuddin. Cukup wajar, mengingat adanya kemungkinan unhas beralih dari statusnya yang saat ini yang ‘masih’ berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) ke PTN-BH. Menurut evaluasi DIKTI, Unhas dianggap telah cukup mapan untuk menjadi PTN-BH.
Tapi sebenarnya, apa itu PTN-BH???

Monday, April 14, 2014

SAKIT KRONIS


#siapa yang sakit??? entahlah..
“dookkk..pak dookkkter, tolong ‘milik kami’ pak, dia sakit parah..kami mohon pak, kami siap bayar berapa saja, asal ‘milik kami’ semubuh…”, kata Baco pada pak dokter.
Rumah sakit ‘PAK DOKTER’, yang awalnya sepi pun pecah dalam keramaian. Bagaimana tidak, dalam mengantar dia (baco menyebutnya dengan ‘milik kami’) Baco tak hanya sendiri, dia bersama kawan-kawannya yang cocok untuk bikin 2 tim bola itu. Kontan saja, mereka langsung jadi pusat perhatian. Tak lama kemudian sesosok perempuan dengan pakaian putih rambut panjang terurai wajah putih polos datang menghampiri gerombolan mereka.

Thursday, March 20, 2014

Negeri Edan Di Zamrud Khatulitiwa,


Presidennya doyan ngobral di tv,
Mulutya asyik bicara sana-sini,
Cerita A sampai Z,
Kakinya gerayangan gusur sana-sini,
Yang melawan ditembak mati..

Friday, March 7, 2014

WANITA PARUH BAYA ITU BERPAKAIAN DINAS

#sebuah tulisan di hari perempuan internasional..
Terik matahari siang itu benar-benar terasa. Bagaimana tidak, sekarang sedang musim kemarau. Wanita paruh baya itu melangkah keluar dari kantornya dengan menggunakan pakaian dinas kebanggannya. Ya, dia adalah seorang pegawai negeri disalah satu kabupaten yang masyarakatnya dominan bekerja sebagai petani. Dia tak bertani karena dia hanya seorang pendatang di kabupaten tersebut. Lagi pula dia tak bertanah. Tanah warisan orang tuanya telah habis di perebutkan keleuarga, dan dia tidak mengambil pusing. Penghasilan sebagai pegawai negeri, walaupun dengan gaji yang tidak bisa di bilang banyak, toh cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta menyekolahkan anak-anaknya, setidaknya sampai mereka sarjana. Langkah kakinya pelan keluar kantornya menanti tukang ojek untuk ke pasar, lalu pulang ke rumah.
***

Friday, February 28, 2014

CERITA 30 TAHUN YANG LALU

#sebuah kisah diatas tanah kami…
Terik..
Matahari bersinar sangat cerah. Disini, diatas sepetak tanah yang memberiku kehidupan ini, sepetak sawah yang tak seberapa namun begitu berharga. Ku baringkan badanku diatas pondok kecil yang sengaja kubangun sebagai tempat beirstirahat di saat-saat seperti ini. Pikiranku menerawang. Disini, ditanah yang tak seberapa ini aku menyandar kehidupan di umur yang telah renta. Tanah yang tak seberapa, namun bukan hal mudah untuk mendapatkannya. Butuh perjuangan yang tidak mudah. Butuh kekuatan dan kesabaran untuk setidaknya mengambil tanah ini lagi, setelah sekian tahun terusir dan terasing, serta hidup miskin diatas tanah yang kaya ini. Ceritanya bermula 30 tahun yang lalu.
***

Monday, February 17, 2014

Malam Ini Begitu Dingin

Namaku Alessandro, umurku 22 tahun. Aku bekerja di sebuah kampus yang punya nama besar. Kampus dunia, demikian mereka menyebutnya. Kampus yang memiliki banyak professor yang tentu cerdas pikirku. Mahasiswanya kritis, pembela masyarakat kecil, itu ku anggap karena mahasiswa kampus ini selalu memadati jalan setiap harga BBM naik, atau ada isu korupsi pejabat Negara. Kampus yang katanya terbesar di Indonesia timur. Kalian jangan salah sangka, aku disini bekerja sebagai pemulung, pekerjaan yang menurutku cukup layak untuk orang yang tak pernah sekolah sepertiku. Kadang aku merasa iri, melihat merreka yang sebenarnya banyak yang seumuranku. Tapi apa hendak ku kata, telah demikianlah Tuhan menuliskan takdirku dalam lembar kehidupan. Aku hanya bisa bersabar, sebagaimana saran para ustadz saat aku mendengar khutbah jum’at. Kata mereka, Tuhan dekat dengan orang yang sabar.
***

Thursday, February 13, 2014

Lorong Hitam

Sesaat ketika akhirnya ku sadar..
Mata melotot..
Akhirnya semua lukisan hancur juga, yang tersisa di sisi kiri kanan hanya sebuah tembok keras tanpa cahaya. Belum lagi kaki melangkah, tubuh sudah gemetaran, keringat telah menderasi sekujur tubuh, suara sudah terhsak sebab tangis ketakutan tak juga tertahankan. Batal. Letak kaki ku rapikan kembali. Seketika tubuh terkulai juga, sebab ketakutan merampok semua energi yang tersisa. Ku peluk kedua kaki ku erat. Sangat erat. Gigilan badan semakin menjadi walau sebenarnya udara hanya bertiup sepoi. Mata ku pejamkan sekuat tenaga berharap mimpi kembali menjemput. Tapi kesadaran tak juga hendak berlalu dari badan ini, badan yang terperangkap dalam sebuah lorong hitam.

Tuesday, February 11, 2014

Haruskah Kita



#sebuah pandangan sederhana..
Jika kita miskin, haruskah kita menggerutu pada Tuhan???
Haruskah marah pada-Nya???
Mempertanyakan “takdir”-Nya yang sedemikian pedih. Saat kita kelaparaan, sebab saku pakaian tak juga berisikan uang. Melamun dalam kisah sendu penuh amarah pada-Nya. Saat kita menggigil dalam pesakitan di rumah-rumah kita (yang mungkin rumah itu adalah kolong jembatan layang) karena sakit sedang kita tak mampu membayar uang perawatan rumah sakit, bahkan tak sanggup untuk membeli obat sekalipun. Saat anak-anak kita tak mampu bersekolah karena uang SPP sekolahan yang mahal.
Haruskah mempersalahkan Tuhan???
Atau “takdir” Tuhan???
(pertanyaan yang menurutku sama saja artinya..)

Monday, February 10, 2014

POHON dan DAUN



Seperti pohon yang beranjak dewasa. Rumah ini tumbuh dengan akar yang menusuk tepat ke perut bumi dengan kuat. Sebab, kita dahulu menanam benih disini, di bumi manusia ini. Di mana setiap lantangan suara kita selalu bercerita tentang manusia dan persoalannya. Tak seperti lainnya yang hendak menanam benih di udara, berharap benih mengudara lantas ke langit. Tumbuh besar mengakar di sana. Namun sayang, benih mereka bertebaran kemana-mana tanpa arah yang jelas. Tapi, selayaknya pohon, pasti ada saja daunnya yang berguguran. Dedaunan itu gugur karena karena telah menua, atau karena tak mampu menahan hantaman alam. Hukum alam telah mensyaratkan semakin membesar sebuah pohon, maka semakin keras pula angin menerjang. Maka semakin banyak pula tantangan yang harus dia hadapi. Dedaunan yang lemah pada akhirnya akan gugur jua. Sebab dia tak mampu menahan gempuran alam. Pegangannya terhadap pohon terlampau lemah. Sehingga pada akhirnya pohon hanya bisa mengikhlaskan kepergiannya. Sebab satu daun yang gugur sama sekali tak sebanding dengan jutaan daun yang terus berpegang teguh pada sang pohon. Sementara sang daun yang berguguran hanya akan jadi sampah bagi bumi manusia. Mengotori, merusak pemandangan, dan hanya menjadi biang bagi penyakit.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Tuesday, December 2, 2014

AKU SEORANG ANAK KELUARGA TANI

#kisah pilu  seorang mahasiswa baru…
Namaku Baco’, anak bungsu dari 3 bersaudaran keluarga petani. Tanah orang tuaku dikampung tak terlalu luas. Kurang dari 1 hektar. Dalam keadaan itu mereka sadar, tidak ada harta benda yang mampu mereka sisakan kepada kami. Maka, satu harapan besar mereka adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk dapat bekal ilmu demi menyongsong masa depan. Ibarat kata, selembar ijazahlah dan segudang ilmu yang mereka ingin berikan kepada anak-anaknya. Harapan besar mereka dengan ilmu itu kami mampu memperbaiki hidup hingga tak alami kesulitan seperti mereka.
Berbekal mendapat beasiswa untuk orang mampu dari Negara aku mendapat tiket  lanjut kuliah dikampus terbaik diprovinsi seberang. Cita-cita besar orang tua ada dipundak. Sempat ku Tanya mereka dari mana mereka dapat uang menghidupi ku di tanah orang, sebab beasiswaku tak setiap waktu cair. Jawabnya singkat, “jalani saja dulu nak, inshaa allah ada jalan”. Betapa pilu hatiku mendengar itu, sebab ku tahu penghasilan mereka sangat sulit untuk penuhi kebutuhan mereka dikampung. Lantas sekarang, aku dikota akan jadi beban pikiran mereka. Disaat yang sama, kedua kakakku belum mendapat kerja yang layak. Penghasilannya hanya cukup untuk penuhi kebutuhan sendirinya. Akhirnya, dengan cita-cita besar kuangkat koperku meninggalkan tanah kelahiran dengan tekad dan cita-cita besar. “aku harus mampu merubah nasib keluarga, HARUS”
***

Sunday, November 16, 2014

NEGERI ANTAH BERANTAH


Alkisah disebuah zaman berdiri sebuah negeri yang sangat makmur. Tanahnya luas, sawah menghampar, sungai-sungai besar melintasi tanah-tanah tersebut.dibawah tanamnya bercokol kekayaan tak terkira, minyak, gas, batubara,emas, dan semua barang tambang lainnya. Kata orang, taka da barang tambang yang taka da ditanah tersebut.laut birunya menghampar diantara pulau-pulau yang berjejer rapi lagi indah.

Saturday, October 18, 2014

BELAJAR BERMIMPI DAN BERJUANG DARI ANIME NARUTO



#naruto shippuden episode 382
Siapa dari kita yang tidak pernah nonton serial anime ini??? Mulai dari sejak masih berjudul ‘naruto’ yang berkisah tentang seorang shinobi kecil bernama Uzumaki Naruto yang bercita tinggi menjadi hokage dinegaranya, sampai dengan ‘naruto shippuden’ yang menceritakan tentang Naruto di masa dewasanya. Dalam tulisan ini, saya hanya akan menceritakan sedikit tentang kisah yang terjadi dalam serial Naruto Shippuden episode 382. Mungkin agak aneh kenapa keudian saya memilih epiode ini. Namun, ada hal yang menarik dari dari episode ini, yaitu tentang mimpi dan perjuangan meraihnya. Hal yang telah tercermin dari judul episodenya, ‘mimpi shinobi’.

Tuesday, August 12, 2014

Suatu Waktu Menjelang Maghrib di Sebuah Kompleks Kecil Ibukota


#Hitam Putih yang ABU-ABU
Alkisah, ada sebuah kompleks kecil di ibukota. Kompleks itu lumayan padat oleh penduduk yang berasal dari latar belakang berupa warna. Ada pegawai negeri, karyawan perusahaan swasta, dll. Umumnya perumahan di ibukota, jangan pernah berharap untuk melihat suasana kekeluargaan di kompleks tersebut, yang ada adalah kondisi dimana masing-masing orang sibuk dengan keadaan mereka sendiri. Di kompleks kecil itu terdapat sebuah Mushollah kecil. Mushollah itu di jaga oleh seorang Kakek yang telah cukup tua. Dialah yang bertugas untuk menyapu, mengepel, menata, dan seluruh pekerjaan tata ruang mushallah.  Si kakek sendiri tinggal di sebuah rumah kecil tepat di depan Mushallah itu dan untuk menyambung hidup dia membuka sebuah warung kelontongan untuk kebutuhan sehari-hari warga kompleks. Kondisi masyarakat kompleks yang individualistis pun berpengaruh pada kondisi mushollah. Hal ini bisa dilihat dari sangat minimnya jumlah Jemaah yang mengikuti shalat berjemaah di mushollah tersebut. Bahkan, sangat sering keadaan dimana shalat di mushollah tersebut hanya memiliki satu orang Jemaah yang tidak lain dari si kakek. Jadi, si kakek yang adzan, si kakek yang iqhamat, si kakek yang jadi imam sekaligus makmum. Padahal, si kakek sangat sering mengajak warga kompleks untuk beramai-ramai ke mushollah. Namun, itu hanya dibalas dengan senyum picik dari warga kompleks. Dan hal tersebut tidak membuat si kakek jenuh untuk terus mengajak dan menyeru kepada seluruh warga kompleks untuk meramaikan mushollah.
***

Thursday, May 1, 2014

MONOLOG HARI PENDIDIKAN NASIONAL

#antarakebanggaandankesuraman..
Namaku Su,  mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan angkatan akhir. 6 tahun aku berkuliah, akhirnya sebentar lagi akan selesai juga. Bulan depan aku sarjana. Bulan depan say good bye kehidupan kampus. Bulan depan selesai juga penantian akhir kedua orang tua dalam membiayai persekolahan. Bulan depan kampus Ayam Jantan, Universitas yang tak pernah becus mengurus WCnya akan segera ku tinggalkan. Bulan depan, dosen bebal arogan anti kritik akan jadi kenangan. Bulan depan, laboraatorium zaman pra sejarah hanya jadi pengisi masa lalu.

Friday, April 25, 2014

BERFIKIR YANG BENAR


Berpikir berasal dari kata dasar ‘pikir’ yang artinya akal budi; ingatan; angan-angan. Sementara berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu. Sementara berpikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan real. Banyak orang-orang yang menempatkan asumsi sebagai acuan dalam pikirannya. Namun, pada akhirnya metode berfikir yang menempatkan asumsi sebagai acuan tidak akan pernah memberi solusi atau penjelasan konkret tentang sebuah keadaan. Sebab, pandangannya hanya bersumber dari subjektif yang berfikir tanpa dibarengi dengan bukti-bukti konkret. Sementara keadaan itu bukan bersumber dari asumsi subjektif saja.

Tuesday, April 22, 2014

22 APRIL, SEHARI SETELAH 21 APRIL


#tentang Bumi dan Kartini
Namaku su, mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti tingkat akhir. Hari ini tanggal 22 april 2014. Kata orang, hari ini Hari Bumi Sedunia (sesuau yang aku tak mengerti asal usulnya). Itu ku lihat dari banyaknya orang yang mengatakan sejuta kata yang intinya sederhana, “selamat hari bumi sedunia..”, dan aku hanya bisa tersenyum kecil. Bukan hendak mengejek, walau juga tak ada niat sedikit pun untuk bersepakat, sebab dipandanganku kalimat-kalimat tersebut hanya sampai dirongga mulut orang-orang yang mengucapkannya. Atau paling keren hanya sampai dihalaman dinding akun sosial media mereka. Titik, cukup sampai disitu. Setidaknya itu yang ku dapat dari pengalamanku.

Wednesday, April 16, 2014

Sekilas UU PT, UKT, dan PTN-BH

Dalam beberapa waktu belakangan ini isu tentang Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) menjad isu yang hangat dikalangan civitas akademika Universitas Hasanuddin. Cukup wajar, mengingat adanya kemungkinan unhas beralih dari statusnya yang saat ini yang ‘masih’ berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) ke PTN-BH. Menurut evaluasi DIKTI, Unhas dianggap telah cukup mapan untuk menjadi PTN-BH.
Tapi sebenarnya, apa itu PTN-BH???

Monday, April 14, 2014

SAKIT KRONIS


#siapa yang sakit??? entahlah..
“dookkk..pak dookkkter, tolong ‘milik kami’ pak, dia sakit parah..kami mohon pak, kami siap bayar berapa saja, asal ‘milik kami’ semubuh…”, kata Baco pada pak dokter.
Rumah sakit ‘PAK DOKTER’, yang awalnya sepi pun pecah dalam keramaian. Bagaimana tidak, dalam mengantar dia (baco menyebutnya dengan ‘milik kami’) Baco tak hanya sendiri, dia bersama kawan-kawannya yang cocok untuk bikin 2 tim bola itu. Kontan saja, mereka langsung jadi pusat perhatian. Tak lama kemudian sesosok perempuan dengan pakaian putih rambut panjang terurai wajah putih polos datang menghampiri gerombolan mereka.

Thursday, March 20, 2014

Negeri Edan Di Zamrud Khatulitiwa,


Presidennya doyan ngobral di tv,
Mulutya asyik bicara sana-sini,
Cerita A sampai Z,
Kakinya gerayangan gusur sana-sini,
Yang melawan ditembak mati..

Friday, March 7, 2014

WANITA PARUH BAYA ITU BERPAKAIAN DINAS

#sebuah tulisan di hari perempuan internasional..
Terik matahari siang itu benar-benar terasa. Bagaimana tidak, sekarang sedang musim kemarau. Wanita paruh baya itu melangkah keluar dari kantornya dengan menggunakan pakaian dinas kebanggannya. Ya, dia adalah seorang pegawai negeri disalah satu kabupaten yang masyarakatnya dominan bekerja sebagai petani. Dia tak bertani karena dia hanya seorang pendatang di kabupaten tersebut. Lagi pula dia tak bertanah. Tanah warisan orang tuanya telah habis di perebutkan keleuarga, dan dia tidak mengambil pusing. Penghasilan sebagai pegawai negeri, walaupun dengan gaji yang tidak bisa di bilang banyak, toh cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta menyekolahkan anak-anaknya, setidaknya sampai mereka sarjana. Langkah kakinya pelan keluar kantornya menanti tukang ojek untuk ke pasar, lalu pulang ke rumah.
***

Friday, February 28, 2014

CERITA 30 TAHUN YANG LALU

#sebuah kisah diatas tanah kami…
Terik..
Matahari bersinar sangat cerah. Disini, diatas sepetak tanah yang memberiku kehidupan ini, sepetak sawah yang tak seberapa namun begitu berharga. Ku baringkan badanku diatas pondok kecil yang sengaja kubangun sebagai tempat beirstirahat di saat-saat seperti ini. Pikiranku menerawang. Disini, ditanah yang tak seberapa ini aku menyandar kehidupan di umur yang telah renta. Tanah yang tak seberapa, namun bukan hal mudah untuk mendapatkannya. Butuh perjuangan yang tidak mudah. Butuh kekuatan dan kesabaran untuk setidaknya mengambil tanah ini lagi, setelah sekian tahun terusir dan terasing, serta hidup miskin diatas tanah yang kaya ini. Ceritanya bermula 30 tahun yang lalu.
***

Monday, February 17, 2014

Malam Ini Begitu Dingin

Namaku Alessandro, umurku 22 tahun. Aku bekerja di sebuah kampus yang punya nama besar. Kampus dunia, demikian mereka menyebutnya. Kampus yang memiliki banyak professor yang tentu cerdas pikirku. Mahasiswanya kritis, pembela masyarakat kecil, itu ku anggap karena mahasiswa kampus ini selalu memadati jalan setiap harga BBM naik, atau ada isu korupsi pejabat Negara. Kampus yang katanya terbesar di Indonesia timur. Kalian jangan salah sangka, aku disini bekerja sebagai pemulung, pekerjaan yang menurutku cukup layak untuk orang yang tak pernah sekolah sepertiku. Kadang aku merasa iri, melihat merreka yang sebenarnya banyak yang seumuranku. Tapi apa hendak ku kata, telah demikianlah Tuhan menuliskan takdirku dalam lembar kehidupan. Aku hanya bisa bersabar, sebagaimana saran para ustadz saat aku mendengar khutbah jum’at. Kata mereka, Tuhan dekat dengan orang yang sabar.
***

Thursday, February 13, 2014

Lorong Hitam

Sesaat ketika akhirnya ku sadar..
Mata melotot..
Akhirnya semua lukisan hancur juga, yang tersisa di sisi kiri kanan hanya sebuah tembok keras tanpa cahaya. Belum lagi kaki melangkah, tubuh sudah gemetaran, keringat telah menderasi sekujur tubuh, suara sudah terhsak sebab tangis ketakutan tak juga tertahankan. Batal. Letak kaki ku rapikan kembali. Seketika tubuh terkulai juga, sebab ketakutan merampok semua energi yang tersisa. Ku peluk kedua kaki ku erat. Sangat erat. Gigilan badan semakin menjadi walau sebenarnya udara hanya bertiup sepoi. Mata ku pejamkan sekuat tenaga berharap mimpi kembali menjemput. Tapi kesadaran tak juga hendak berlalu dari badan ini, badan yang terperangkap dalam sebuah lorong hitam.

Tuesday, February 11, 2014

Haruskah Kita



#sebuah pandangan sederhana..
Jika kita miskin, haruskah kita menggerutu pada Tuhan???
Haruskah marah pada-Nya???
Mempertanyakan “takdir”-Nya yang sedemikian pedih. Saat kita kelaparaan, sebab saku pakaian tak juga berisikan uang. Melamun dalam kisah sendu penuh amarah pada-Nya. Saat kita menggigil dalam pesakitan di rumah-rumah kita (yang mungkin rumah itu adalah kolong jembatan layang) karena sakit sedang kita tak mampu membayar uang perawatan rumah sakit, bahkan tak sanggup untuk membeli obat sekalipun. Saat anak-anak kita tak mampu bersekolah karena uang SPP sekolahan yang mahal.
Haruskah mempersalahkan Tuhan???
Atau “takdir” Tuhan???
(pertanyaan yang menurutku sama saja artinya..)

Monday, February 10, 2014

POHON dan DAUN



Seperti pohon yang beranjak dewasa. Rumah ini tumbuh dengan akar yang menusuk tepat ke perut bumi dengan kuat. Sebab, kita dahulu menanam benih disini, di bumi manusia ini. Di mana setiap lantangan suara kita selalu bercerita tentang manusia dan persoalannya. Tak seperti lainnya yang hendak menanam benih di udara, berharap benih mengudara lantas ke langit. Tumbuh besar mengakar di sana. Namun sayang, benih mereka bertebaran kemana-mana tanpa arah yang jelas. Tapi, selayaknya pohon, pasti ada saja daunnya yang berguguran. Dedaunan itu gugur karena karena telah menua, atau karena tak mampu menahan hantaman alam. Hukum alam telah mensyaratkan semakin membesar sebuah pohon, maka semakin keras pula angin menerjang. Maka semakin banyak pula tantangan yang harus dia hadapi. Dedaunan yang lemah pada akhirnya akan gugur jua. Sebab dia tak mampu menahan gempuran alam. Pegangannya terhadap pohon terlampau lemah. Sehingga pada akhirnya pohon hanya bisa mengikhlaskan kepergiannya. Sebab satu daun yang gugur sama sekali tak sebanding dengan jutaan daun yang terus berpegang teguh pada sang pohon. Sementara sang daun yang berguguran hanya akan jadi sampah bagi bumi manusia. Mengotori, merusak pemandangan, dan hanya menjadi biang bagi penyakit.

Tuesday, December 2, 2014

AKU SEORANG ANAK KELUARGA TANI

#kisah pilu  seorang mahasiswa baru…
Namaku Baco’, anak bungsu dari 3 bersaudaran keluarga petani. Tanah orang tuaku dikampung tak terlalu luas. Kurang dari 1 hektar. Dalam keadaan itu mereka sadar, tidak ada harta benda yang mampu mereka sisakan kepada kami. Maka, satu harapan besar mereka adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk dapat bekal ilmu demi menyongsong masa depan. Ibarat kata, selembar ijazahlah dan segudang ilmu yang mereka ingin berikan kepada anak-anaknya. Harapan besar mereka dengan ilmu itu kami mampu memperbaiki hidup hingga tak alami kesulitan seperti mereka.
Berbekal mendapat beasiswa untuk orang mampu dari Negara aku mendapat tiket  lanjut kuliah dikampus terbaik diprovinsi seberang. Cita-cita besar orang tua ada dipundak. Sempat ku Tanya mereka dari mana mereka dapat uang menghidupi ku di tanah orang, sebab beasiswaku tak setiap waktu cair. Jawabnya singkat, “jalani saja dulu nak, inshaa allah ada jalan”. Betapa pilu hatiku mendengar itu, sebab ku tahu penghasilan mereka sangat sulit untuk penuhi kebutuhan mereka dikampung. Lantas sekarang, aku dikota akan jadi beban pikiran mereka. Disaat yang sama, kedua kakakku belum mendapat kerja yang layak. Penghasilannya hanya cukup untuk penuhi kebutuhan sendirinya. Akhirnya, dengan cita-cita besar kuangkat koperku meninggalkan tanah kelahiran dengan tekad dan cita-cita besar. “aku harus mampu merubah nasib keluarga, HARUS”
***

Sunday, November 16, 2014

NEGERI ANTAH BERANTAH


Alkisah disebuah zaman berdiri sebuah negeri yang sangat makmur. Tanahnya luas, sawah menghampar, sungai-sungai besar melintasi tanah-tanah tersebut.dibawah tanamnya bercokol kekayaan tak terkira, minyak, gas, batubara,emas, dan semua barang tambang lainnya. Kata orang, taka da barang tambang yang taka da ditanah tersebut.laut birunya menghampar diantara pulau-pulau yang berjejer rapi lagi indah.

Saturday, October 18, 2014

BELAJAR BERMIMPI DAN BERJUANG DARI ANIME NARUTO



#naruto shippuden episode 382
Siapa dari kita yang tidak pernah nonton serial anime ini??? Mulai dari sejak masih berjudul ‘naruto’ yang berkisah tentang seorang shinobi kecil bernama Uzumaki Naruto yang bercita tinggi menjadi hokage dinegaranya, sampai dengan ‘naruto shippuden’ yang menceritakan tentang Naruto di masa dewasanya. Dalam tulisan ini, saya hanya akan menceritakan sedikit tentang kisah yang terjadi dalam serial Naruto Shippuden episode 382. Mungkin agak aneh kenapa keudian saya memilih epiode ini. Namun, ada hal yang menarik dari dari episode ini, yaitu tentang mimpi dan perjuangan meraihnya. Hal yang telah tercermin dari judul episodenya, ‘mimpi shinobi’.

Tuesday, August 12, 2014

Suatu Waktu Menjelang Maghrib di Sebuah Kompleks Kecil Ibukota


#Hitam Putih yang ABU-ABU
Alkisah, ada sebuah kompleks kecil di ibukota. Kompleks itu lumayan padat oleh penduduk yang berasal dari latar belakang berupa warna. Ada pegawai negeri, karyawan perusahaan swasta, dll. Umumnya perumahan di ibukota, jangan pernah berharap untuk melihat suasana kekeluargaan di kompleks tersebut, yang ada adalah kondisi dimana masing-masing orang sibuk dengan keadaan mereka sendiri. Di kompleks kecil itu terdapat sebuah Mushollah kecil. Mushollah itu di jaga oleh seorang Kakek yang telah cukup tua. Dialah yang bertugas untuk menyapu, mengepel, menata, dan seluruh pekerjaan tata ruang mushallah.  Si kakek sendiri tinggal di sebuah rumah kecil tepat di depan Mushallah itu dan untuk menyambung hidup dia membuka sebuah warung kelontongan untuk kebutuhan sehari-hari warga kompleks. Kondisi masyarakat kompleks yang individualistis pun berpengaruh pada kondisi mushollah. Hal ini bisa dilihat dari sangat minimnya jumlah Jemaah yang mengikuti shalat berjemaah di mushollah tersebut. Bahkan, sangat sering keadaan dimana shalat di mushollah tersebut hanya memiliki satu orang Jemaah yang tidak lain dari si kakek. Jadi, si kakek yang adzan, si kakek yang iqhamat, si kakek yang jadi imam sekaligus makmum. Padahal, si kakek sangat sering mengajak warga kompleks untuk beramai-ramai ke mushollah. Namun, itu hanya dibalas dengan senyum picik dari warga kompleks. Dan hal tersebut tidak membuat si kakek jenuh untuk terus mengajak dan menyeru kepada seluruh warga kompleks untuk meramaikan mushollah.
***

Thursday, May 1, 2014

MONOLOG HARI PENDIDIKAN NASIONAL

#antarakebanggaandankesuraman..
Namaku Su,  mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan angkatan akhir. 6 tahun aku berkuliah, akhirnya sebentar lagi akan selesai juga. Bulan depan aku sarjana. Bulan depan say good bye kehidupan kampus. Bulan depan selesai juga penantian akhir kedua orang tua dalam membiayai persekolahan. Bulan depan kampus Ayam Jantan, Universitas yang tak pernah becus mengurus WCnya akan segera ku tinggalkan. Bulan depan, dosen bebal arogan anti kritik akan jadi kenangan. Bulan depan, laboraatorium zaman pra sejarah hanya jadi pengisi masa lalu.

Friday, April 25, 2014

BERFIKIR YANG BENAR


Berpikir berasal dari kata dasar ‘pikir’ yang artinya akal budi; ingatan; angan-angan. Sementara berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu. Sementara berpikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan real. Banyak orang-orang yang menempatkan asumsi sebagai acuan dalam pikirannya. Namun, pada akhirnya metode berfikir yang menempatkan asumsi sebagai acuan tidak akan pernah memberi solusi atau penjelasan konkret tentang sebuah keadaan. Sebab, pandangannya hanya bersumber dari subjektif yang berfikir tanpa dibarengi dengan bukti-bukti konkret. Sementara keadaan itu bukan bersumber dari asumsi subjektif saja.

Tuesday, April 22, 2014

22 APRIL, SEHARI SETELAH 21 APRIL


#tentang Bumi dan Kartini
Namaku su, mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti tingkat akhir. Hari ini tanggal 22 april 2014. Kata orang, hari ini Hari Bumi Sedunia (sesuau yang aku tak mengerti asal usulnya). Itu ku lihat dari banyaknya orang yang mengatakan sejuta kata yang intinya sederhana, “selamat hari bumi sedunia..”, dan aku hanya bisa tersenyum kecil. Bukan hendak mengejek, walau juga tak ada niat sedikit pun untuk bersepakat, sebab dipandanganku kalimat-kalimat tersebut hanya sampai dirongga mulut orang-orang yang mengucapkannya. Atau paling keren hanya sampai dihalaman dinding akun sosial media mereka. Titik, cukup sampai disitu. Setidaknya itu yang ku dapat dari pengalamanku.

Wednesday, April 16, 2014

Sekilas UU PT, UKT, dan PTN-BH

Dalam beberapa waktu belakangan ini isu tentang Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) menjad isu yang hangat dikalangan civitas akademika Universitas Hasanuddin. Cukup wajar, mengingat adanya kemungkinan unhas beralih dari statusnya yang saat ini yang ‘masih’ berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) ke PTN-BH. Menurut evaluasi DIKTI, Unhas dianggap telah cukup mapan untuk menjadi PTN-BH.
Tapi sebenarnya, apa itu PTN-BH???

Monday, April 14, 2014

SAKIT KRONIS


#siapa yang sakit??? entahlah..
“dookkk..pak dookkkter, tolong ‘milik kami’ pak, dia sakit parah..kami mohon pak, kami siap bayar berapa saja, asal ‘milik kami’ semubuh…”, kata Baco pada pak dokter.
Rumah sakit ‘PAK DOKTER’, yang awalnya sepi pun pecah dalam keramaian. Bagaimana tidak, dalam mengantar dia (baco menyebutnya dengan ‘milik kami’) Baco tak hanya sendiri, dia bersama kawan-kawannya yang cocok untuk bikin 2 tim bola itu. Kontan saja, mereka langsung jadi pusat perhatian. Tak lama kemudian sesosok perempuan dengan pakaian putih rambut panjang terurai wajah putih polos datang menghampiri gerombolan mereka.

Thursday, March 20, 2014

Negeri Edan Di Zamrud Khatulitiwa,


Presidennya doyan ngobral di tv,
Mulutya asyik bicara sana-sini,
Cerita A sampai Z,
Kakinya gerayangan gusur sana-sini,
Yang melawan ditembak mati..

Friday, March 7, 2014

WANITA PARUH BAYA ITU BERPAKAIAN DINAS

#sebuah tulisan di hari perempuan internasional..
Terik matahari siang itu benar-benar terasa. Bagaimana tidak, sekarang sedang musim kemarau. Wanita paruh baya itu melangkah keluar dari kantornya dengan menggunakan pakaian dinas kebanggannya. Ya, dia adalah seorang pegawai negeri disalah satu kabupaten yang masyarakatnya dominan bekerja sebagai petani. Dia tak bertani karena dia hanya seorang pendatang di kabupaten tersebut. Lagi pula dia tak bertanah. Tanah warisan orang tuanya telah habis di perebutkan keleuarga, dan dia tidak mengambil pusing. Penghasilan sebagai pegawai negeri, walaupun dengan gaji yang tidak bisa di bilang banyak, toh cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta menyekolahkan anak-anaknya, setidaknya sampai mereka sarjana. Langkah kakinya pelan keluar kantornya menanti tukang ojek untuk ke pasar, lalu pulang ke rumah.
***

Friday, February 28, 2014

CERITA 30 TAHUN YANG LALU

#sebuah kisah diatas tanah kami…
Terik..
Matahari bersinar sangat cerah. Disini, diatas sepetak tanah yang memberiku kehidupan ini, sepetak sawah yang tak seberapa namun begitu berharga. Ku baringkan badanku diatas pondok kecil yang sengaja kubangun sebagai tempat beirstirahat di saat-saat seperti ini. Pikiranku menerawang. Disini, ditanah yang tak seberapa ini aku menyandar kehidupan di umur yang telah renta. Tanah yang tak seberapa, namun bukan hal mudah untuk mendapatkannya. Butuh perjuangan yang tidak mudah. Butuh kekuatan dan kesabaran untuk setidaknya mengambil tanah ini lagi, setelah sekian tahun terusir dan terasing, serta hidup miskin diatas tanah yang kaya ini. Ceritanya bermula 30 tahun yang lalu.
***

Monday, February 17, 2014

Malam Ini Begitu Dingin

Namaku Alessandro, umurku 22 tahun. Aku bekerja di sebuah kampus yang punya nama besar. Kampus dunia, demikian mereka menyebutnya. Kampus yang memiliki banyak professor yang tentu cerdas pikirku. Mahasiswanya kritis, pembela masyarakat kecil, itu ku anggap karena mahasiswa kampus ini selalu memadati jalan setiap harga BBM naik, atau ada isu korupsi pejabat Negara. Kampus yang katanya terbesar di Indonesia timur. Kalian jangan salah sangka, aku disini bekerja sebagai pemulung, pekerjaan yang menurutku cukup layak untuk orang yang tak pernah sekolah sepertiku. Kadang aku merasa iri, melihat merreka yang sebenarnya banyak yang seumuranku. Tapi apa hendak ku kata, telah demikianlah Tuhan menuliskan takdirku dalam lembar kehidupan. Aku hanya bisa bersabar, sebagaimana saran para ustadz saat aku mendengar khutbah jum’at. Kata mereka, Tuhan dekat dengan orang yang sabar.
***

Thursday, February 13, 2014

Lorong Hitam

Sesaat ketika akhirnya ku sadar..
Mata melotot..
Akhirnya semua lukisan hancur juga, yang tersisa di sisi kiri kanan hanya sebuah tembok keras tanpa cahaya. Belum lagi kaki melangkah, tubuh sudah gemetaran, keringat telah menderasi sekujur tubuh, suara sudah terhsak sebab tangis ketakutan tak juga tertahankan. Batal. Letak kaki ku rapikan kembali. Seketika tubuh terkulai juga, sebab ketakutan merampok semua energi yang tersisa. Ku peluk kedua kaki ku erat. Sangat erat. Gigilan badan semakin menjadi walau sebenarnya udara hanya bertiup sepoi. Mata ku pejamkan sekuat tenaga berharap mimpi kembali menjemput. Tapi kesadaran tak juga hendak berlalu dari badan ini, badan yang terperangkap dalam sebuah lorong hitam.

Tuesday, February 11, 2014

Haruskah Kita



#sebuah pandangan sederhana..
Jika kita miskin, haruskah kita menggerutu pada Tuhan???
Haruskah marah pada-Nya???
Mempertanyakan “takdir”-Nya yang sedemikian pedih. Saat kita kelaparaan, sebab saku pakaian tak juga berisikan uang. Melamun dalam kisah sendu penuh amarah pada-Nya. Saat kita menggigil dalam pesakitan di rumah-rumah kita (yang mungkin rumah itu adalah kolong jembatan layang) karena sakit sedang kita tak mampu membayar uang perawatan rumah sakit, bahkan tak sanggup untuk membeli obat sekalipun. Saat anak-anak kita tak mampu bersekolah karena uang SPP sekolahan yang mahal.
Haruskah mempersalahkan Tuhan???
Atau “takdir” Tuhan???
(pertanyaan yang menurutku sama saja artinya..)

Monday, February 10, 2014

POHON dan DAUN



Seperti pohon yang beranjak dewasa. Rumah ini tumbuh dengan akar yang menusuk tepat ke perut bumi dengan kuat. Sebab, kita dahulu menanam benih disini, di bumi manusia ini. Di mana setiap lantangan suara kita selalu bercerita tentang manusia dan persoalannya. Tak seperti lainnya yang hendak menanam benih di udara, berharap benih mengudara lantas ke langit. Tumbuh besar mengakar di sana. Namun sayang, benih mereka bertebaran kemana-mana tanpa arah yang jelas. Tapi, selayaknya pohon, pasti ada saja daunnya yang berguguran. Dedaunan itu gugur karena karena telah menua, atau karena tak mampu menahan hantaman alam. Hukum alam telah mensyaratkan semakin membesar sebuah pohon, maka semakin keras pula angin menerjang. Maka semakin banyak pula tantangan yang harus dia hadapi. Dedaunan yang lemah pada akhirnya akan gugur jua. Sebab dia tak mampu menahan gempuran alam. Pegangannya terhadap pohon terlampau lemah. Sehingga pada akhirnya pohon hanya bisa mengikhlaskan kepergiannya. Sebab satu daun yang gugur sama sekali tak sebanding dengan jutaan daun yang terus berpegang teguh pada sang pohon. Sementara sang daun yang berguguran hanya akan jadi sampah bagi bumi manusia. Mengotori, merusak pemandangan, dan hanya menjadi biang bagi penyakit.