pesan si Mbah

MENULIS adalah bekerja untuk KEABADIAN...

MERDEKA ATAU BUDAK?

suatu sore diawal pekan aku berdiri ditengah taman dan tak tahu hendak kemana. dalam kebingungan lantas aku bertanyaa kepada mereka yang duduk berkumpul. 'disini daerah apa yah..??', tanyaku. 'memangnya anda hendak kemana?? kalau ingin merdeka, silahkan turun ditangga itu disana ada sebuah koridor mungil tempat orang-orang merdeka bebas berkreasi. kalau hendak menjadi budak, digedung bagian sana ada sebuah tangga berpagar jeruji, naiklah kesana dan biarkan dirimu terpenjara oleh dogma-dogma dan sejuta ketakutan disana..'.

MEMBACA

kata orang, membaca itu membuka jendela dunia. jadi, mereka yg membaca telah membuka pikiran mereka dari kungkungan pikiran dan paham lama dengan mempelajari teori-teori baru, apalagi kalau dia mampu membandingkannya dengan praktek dilapangan. maka, jika membaca itu bisa 'membuka jendela dunia', bisa kita katakan jika mereka yang memfasilitasi orang-orang membaca telah 'membukakan jendela dunia' bagi yang lainnya. .

Tanah MELIMPAH, PETANI MELUMPUH

sawah luas tapi petani tak bertanah. sebab tanah bukan milik petani tapi milik tuan tanah yang punya sawah tapi tak bertani, hanya menunggu hasil jerih payah sang buruh tani. dikau bertanya kenapa??? sebab tirani telah tumbuh subur diatas tanah kita, negeri milik para petani..!!

Organisasi Itu Harus MENCERDASKAN

organisasi yang mendidik adalah organisasi yang memberi manfaat bagi anggota, memberi pengetahuan bagi anggota, mencerdaskan, dan mampu menjadi alat pembebasan bagi anggota.

Tuesday, December 2, 2014

AKU SEORANG ANAK KELUARGA TANI

#kisah pilu  seorang mahasiswa baru…
Namaku Baco’, anak bungsu dari 3 bersaudaran keluarga petani. Tanah orang tuaku dikampung tak terlalu luas. Kurang dari 1 hektar. Dalam keadaan itu mereka sadar, tidak ada harta benda yang mampu mereka sisakan kepada kami. Maka, satu harapan besar mereka adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk dapat bekal ilmu demi menyongsong masa depan. Ibarat kata, selembar ijazahlah dan segudang ilmu yang mereka ingin berikan kepada anak-anaknya. Harapan besar mereka dengan ilmu itu kami mampu memperbaiki hidup hingga tak alami kesulitan seperti mereka.
Berbekal mendapat beasiswa untuk orang mampu dari Negara aku mendapat tiket  lanjut kuliah dikampus terbaik diprovinsi seberang. Cita-cita besar orang tua ada dipundak. Sempat ku Tanya mereka dari mana mereka dapat uang menghidupi ku di tanah orang, sebab beasiswaku tak setiap waktu cair. Jawabnya singkat, “jalani saja dulu nak, inshaa allah ada jalan”. Betapa pilu hatiku mendengar itu, sebab ku tahu penghasilan mereka sangat sulit untuk penuhi kebutuhan mereka dikampung. Lantas sekarang, aku dikota akan jadi beban pikiran mereka. Disaat yang sama, kedua kakakku belum mendapat kerja yang layak. Penghasilannya hanya cukup untuk penuhi kebutuhan sendirinya. Akhirnya, dengan cita-cita besar kuangkat koperku meninggalkan tanah kelahiran dengan tekad dan cita-cita besar. “aku harus mampu merubah nasib keluarga, HARUS”
***

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Tuesday, December 2, 2014

AKU SEORANG ANAK KELUARGA TANI

#kisah pilu  seorang mahasiswa baru…
Namaku Baco’, anak bungsu dari 3 bersaudaran keluarga petani. Tanah orang tuaku dikampung tak terlalu luas. Kurang dari 1 hektar. Dalam keadaan itu mereka sadar, tidak ada harta benda yang mampu mereka sisakan kepada kami. Maka, satu harapan besar mereka adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk dapat bekal ilmu demi menyongsong masa depan. Ibarat kata, selembar ijazahlah dan segudang ilmu yang mereka ingin berikan kepada anak-anaknya. Harapan besar mereka dengan ilmu itu kami mampu memperbaiki hidup hingga tak alami kesulitan seperti mereka.
Berbekal mendapat beasiswa untuk orang mampu dari Negara aku mendapat tiket  lanjut kuliah dikampus terbaik diprovinsi seberang. Cita-cita besar orang tua ada dipundak. Sempat ku Tanya mereka dari mana mereka dapat uang menghidupi ku di tanah orang, sebab beasiswaku tak setiap waktu cair. Jawabnya singkat, “jalani saja dulu nak, inshaa allah ada jalan”. Betapa pilu hatiku mendengar itu, sebab ku tahu penghasilan mereka sangat sulit untuk penuhi kebutuhan mereka dikampung. Lantas sekarang, aku dikota akan jadi beban pikiran mereka. Disaat yang sama, kedua kakakku belum mendapat kerja yang layak. Penghasilannya hanya cukup untuk penuhi kebutuhan sendirinya. Akhirnya, dengan cita-cita besar kuangkat koperku meninggalkan tanah kelahiran dengan tekad dan cita-cita besar. “aku harus mampu merubah nasib keluarga, HARUS”
***

Tuesday, December 2, 2014

AKU SEORANG ANAK KELUARGA TANI

#kisah pilu  seorang mahasiswa baru…
Namaku Baco’, anak bungsu dari 3 bersaudaran keluarga petani. Tanah orang tuaku dikampung tak terlalu luas. Kurang dari 1 hektar. Dalam keadaan itu mereka sadar, tidak ada harta benda yang mampu mereka sisakan kepada kami. Maka, satu harapan besar mereka adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk dapat bekal ilmu demi menyongsong masa depan. Ibarat kata, selembar ijazahlah dan segudang ilmu yang mereka ingin berikan kepada anak-anaknya. Harapan besar mereka dengan ilmu itu kami mampu memperbaiki hidup hingga tak alami kesulitan seperti mereka.
Berbekal mendapat beasiswa untuk orang mampu dari Negara aku mendapat tiket  lanjut kuliah dikampus terbaik diprovinsi seberang. Cita-cita besar orang tua ada dipundak. Sempat ku Tanya mereka dari mana mereka dapat uang menghidupi ku di tanah orang, sebab beasiswaku tak setiap waktu cair. Jawabnya singkat, “jalani saja dulu nak, inshaa allah ada jalan”. Betapa pilu hatiku mendengar itu, sebab ku tahu penghasilan mereka sangat sulit untuk penuhi kebutuhan mereka dikampung. Lantas sekarang, aku dikota akan jadi beban pikiran mereka. Disaat yang sama, kedua kakakku belum mendapat kerja yang layak. Penghasilannya hanya cukup untuk penuhi kebutuhan sendirinya. Akhirnya, dengan cita-cita besar kuangkat koperku meninggalkan tanah kelahiran dengan tekad dan cita-cita besar. “aku harus mampu merubah nasib keluarga, HARUS”
***