Thursday, May 1, 2014

MONOLOG HARI PENDIDIKAN NASIONAL

#antarakebanggaandankesuraman..
Namaku Su,  mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan angkatan akhir. 6 tahun aku berkuliah, akhirnya sebentar lagi akan selesai juga. Bulan depan aku sarjana. Bulan depan say good bye kehidupan kampus. Bulan depan selesai juga penantian akhir kedua orang tua dalam membiayai persekolahan. Bulan depan kampus Ayam Jantan, Universitas yang tak pernah becus mengurus WCnya akan segera ku tinggalkan. Bulan depan, dosen bebal arogan anti kritik akan jadi kenangan. Bulan depan, laboraatorium zaman pra sejarah hanya jadi pengisi masa lalu.

Ahh…
Bulan depan kampus yang katanya ruang ilmiah, pencipta orang-orang intelek, hanya akan jadi pengisi lembaran kala masa silam.
Hhmmmmm….
Bulan depan, namaku akan bertambah title, Su S.Si. seorang sarjana..
Jangan gusar jika aku bercerita tentang gelar sarjanaku yang akan segera datang. Tak hendak sombong..
Tapi,
Bulan depan juga lembaran kehidupan akan berubah drastis.
Bulan depan aku bukan mahasiswa lagi, bulan depan aku tak lebih dari seorang pengangguran terpelajar. Bulan depan aku tak lagi kesana-kesini membawa buku pelajaran dan buku bacaan, bulan depan aku akan kesana-kesini membawa map berisi ijazah sarjana. Bulan depan aku tak lagi menjadi korban kekerasan kampus yang tidak demokratis, tapi aku akan menjadi korban dari Negara yang tak pernah mampu memberi jaminan lapangan kerja bagi rakyatnya.
Bulan depan aku akan jadi SARJANA..
Bulan depan aku akan jadi PENGANGGURAN..
Aku bingung, bulan depan hendak kemana..
Negara ini tak mampu memberi lapangan pekerjaan yang luas dan layak bagi rakyatnya. Negara hanya memberi keluasan bagi orang berduit (sebagian besar dari bangsa lain pula..) untuk menumpuk harta dan menguasai pabrik-pabrik. Mebiarkan sebagian membuncitkan perut, sedang yang lain tak bermasa depan.
Dulu, ada tanah nenek moyang bisa ku garap.Tapi, telah cukup lama pula pabrik gula datang di kampungku. Tanah nenek moyangku terenggut, melihat itu orang tuaku pun merantau ke kota mencari penghidupan yang layak, mengingat tanah di kampong halaman tak lagi cukup jadi pengharapan hidup. Sampai di kota, mereka hanya jadi pekerja murahan. Untung mampu membiayaiku kuliah, walaupun itu dengan berat hati.Teringat kata mereka, su, hanya ijazah warisan kami buatmu, sebab kita orang tak berharta..”.  Aku duduk termenung, kembali bertanya dalam hati, “aku akan jadi apa setelaah sarjana??.
Ingin hati jadi Pegawai Negeri. Tapi jelas pula, kedua orang tua takkan mampu memberi modal puluhan juta rupiah untuk sogokan. Maklum, negeri ini tak lebih dari peternak manusia korup.Kantor pemerintahan di semua jajaran adalah kandang bagi mereka beranak pinak.
Hmm..
Beginilah diriku, hidup di atas tanah bumi manusia. Bumi di bawah kuasa sang tamak dengan belati matadewa di tangannya. Sedang para kawula harus bekerja di bawah todong senjatanya.
Dan aku,
Su, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan sedang bercerita tentang gelar SARJANAku dan masa depan SURAMku..
Sebuah monolog singkat tentang lembaran nafasku..
Aku Su,
Aku calon SARJANA,

Aku calon PENGANGGURAN..

2 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Thursday, May 1, 2014

MONOLOG HARI PENDIDIKAN NASIONAL

#antarakebanggaandankesuraman..
Namaku Su,  mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan angkatan akhir. 6 tahun aku berkuliah, akhirnya sebentar lagi akan selesai juga. Bulan depan aku sarjana. Bulan depan say good bye kehidupan kampus. Bulan depan selesai juga penantian akhir kedua orang tua dalam membiayai persekolahan. Bulan depan kampus Ayam Jantan, Universitas yang tak pernah becus mengurus WCnya akan segera ku tinggalkan. Bulan depan, dosen bebal arogan anti kritik akan jadi kenangan. Bulan depan, laboraatorium zaman pra sejarah hanya jadi pengisi masa lalu.

Ahh…
Bulan depan kampus yang katanya ruang ilmiah, pencipta orang-orang intelek, hanya akan jadi pengisi lembaran kala masa silam.
Hhmmmmm….
Bulan depan, namaku akan bertambah title, Su S.Si. seorang sarjana..
Jangan gusar jika aku bercerita tentang gelar sarjanaku yang akan segera datang. Tak hendak sombong..
Tapi,
Bulan depan juga lembaran kehidupan akan berubah drastis.
Bulan depan aku bukan mahasiswa lagi, bulan depan aku tak lebih dari seorang pengangguran terpelajar. Bulan depan aku tak lagi kesana-kesini membawa buku pelajaran dan buku bacaan, bulan depan aku akan kesana-kesini membawa map berisi ijazah sarjana. Bulan depan aku tak lagi menjadi korban kekerasan kampus yang tidak demokratis, tapi aku akan menjadi korban dari Negara yang tak pernah mampu memberi jaminan lapangan kerja bagi rakyatnya.
Bulan depan aku akan jadi SARJANA..
Bulan depan aku akan jadi PENGANGGURAN..
Aku bingung, bulan depan hendak kemana..
Negara ini tak mampu memberi lapangan pekerjaan yang luas dan layak bagi rakyatnya. Negara hanya memberi keluasan bagi orang berduit (sebagian besar dari bangsa lain pula..) untuk menumpuk harta dan menguasai pabrik-pabrik. Mebiarkan sebagian membuncitkan perut, sedang yang lain tak bermasa depan.
Dulu, ada tanah nenek moyang bisa ku garap.Tapi, telah cukup lama pula pabrik gula datang di kampungku. Tanah nenek moyangku terenggut, melihat itu orang tuaku pun merantau ke kota mencari penghidupan yang layak, mengingat tanah di kampong halaman tak lagi cukup jadi pengharapan hidup. Sampai di kota, mereka hanya jadi pekerja murahan. Untung mampu membiayaiku kuliah, walaupun itu dengan berat hati.Teringat kata mereka, su, hanya ijazah warisan kami buatmu, sebab kita orang tak berharta..”.  Aku duduk termenung, kembali bertanya dalam hati, “aku akan jadi apa setelaah sarjana??.
Ingin hati jadi Pegawai Negeri. Tapi jelas pula, kedua orang tua takkan mampu memberi modal puluhan juta rupiah untuk sogokan. Maklum, negeri ini tak lebih dari peternak manusia korup.Kantor pemerintahan di semua jajaran adalah kandang bagi mereka beranak pinak.
Hmm..
Beginilah diriku, hidup di atas tanah bumi manusia. Bumi di bawah kuasa sang tamak dengan belati matadewa di tangannya. Sedang para kawula harus bekerja di bawah todong senjatanya.
Dan aku,
Su, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan sedang bercerita tentang gelar SARJANAku dan masa depan SURAMku..
Sebuah monolog singkat tentang lembaran nafasku..
Aku Su,
Aku calon SARJANA,

Aku calon PENGANGGURAN..

2 comments:

Thursday, May 1, 2014

MONOLOG HARI PENDIDIKAN NASIONAL

#antarakebanggaandankesuraman..
Namaku Su,  mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan angkatan akhir. 6 tahun aku berkuliah, akhirnya sebentar lagi akan selesai juga. Bulan depan aku sarjana. Bulan depan say good bye kehidupan kampus. Bulan depan selesai juga penantian akhir kedua orang tua dalam membiayai persekolahan. Bulan depan kampus Ayam Jantan, Universitas yang tak pernah becus mengurus WCnya akan segera ku tinggalkan. Bulan depan, dosen bebal arogan anti kritik akan jadi kenangan. Bulan depan, laboraatorium zaman pra sejarah hanya jadi pengisi masa lalu.

Ahh…
Bulan depan kampus yang katanya ruang ilmiah, pencipta orang-orang intelek, hanya akan jadi pengisi lembaran kala masa silam.
Hhmmmmm….
Bulan depan, namaku akan bertambah title, Su S.Si. seorang sarjana..
Jangan gusar jika aku bercerita tentang gelar sarjanaku yang akan segera datang. Tak hendak sombong..
Tapi,
Bulan depan juga lembaran kehidupan akan berubah drastis.
Bulan depan aku bukan mahasiswa lagi, bulan depan aku tak lebih dari seorang pengangguran terpelajar. Bulan depan aku tak lagi kesana-kesini membawa buku pelajaran dan buku bacaan, bulan depan aku akan kesana-kesini membawa map berisi ijazah sarjana. Bulan depan aku tak lagi menjadi korban kekerasan kampus yang tidak demokratis, tapi aku akan menjadi korban dari Negara yang tak pernah mampu memberi jaminan lapangan kerja bagi rakyatnya.
Bulan depan aku akan jadi SARJANA..
Bulan depan aku akan jadi PENGANGGURAN..
Aku bingung, bulan depan hendak kemana..
Negara ini tak mampu memberi lapangan pekerjaan yang luas dan layak bagi rakyatnya. Negara hanya memberi keluasan bagi orang berduit (sebagian besar dari bangsa lain pula..) untuk menumpuk harta dan menguasai pabrik-pabrik. Mebiarkan sebagian membuncitkan perut, sedang yang lain tak bermasa depan.
Dulu, ada tanah nenek moyang bisa ku garap.Tapi, telah cukup lama pula pabrik gula datang di kampungku. Tanah nenek moyangku terenggut, melihat itu orang tuaku pun merantau ke kota mencari penghidupan yang layak, mengingat tanah di kampong halaman tak lagi cukup jadi pengharapan hidup. Sampai di kota, mereka hanya jadi pekerja murahan. Untung mampu membiayaiku kuliah, walaupun itu dengan berat hati.Teringat kata mereka, su, hanya ijazah warisan kami buatmu, sebab kita orang tak berharta..”.  Aku duduk termenung, kembali bertanya dalam hati, “aku akan jadi apa setelaah sarjana??.
Ingin hati jadi Pegawai Negeri. Tapi jelas pula, kedua orang tua takkan mampu memberi modal puluhan juta rupiah untuk sogokan. Maklum, negeri ini tak lebih dari peternak manusia korup.Kantor pemerintahan di semua jajaran adalah kandang bagi mereka beranak pinak.
Hmm..
Beginilah diriku, hidup di atas tanah bumi manusia. Bumi di bawah kuasa sang tamak dengan belati matadewa di tangannya. Sedang para kawula harus bekerja di bawah todong senjatanya.
Dan aku,
Su, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan sedang bercerita tentang gelar SARJANAku dan masa depan SURAMku..
Sebuah monolog singkat tentang lembaran nafasku..
Aku Su,
Aku calon SARJANA,

Aku calon PENGANGGURAN..

2 comments: