Monday, February 10, 2014

POHON dan DAUN



Seperti pohon yang beranjak dewasa. Rumah ini tumbuh dengan akar yang menusuk tepat ke perut bumi dengan kuat. Sebab, kita dahulu menanam benih disini, di bumi manusia ini. Di mana setiap lantangan suara kita selalu bercerita tentang manusia dan persoalannya. Tak seperti lainnya yang hendak menanam benih di udara, berharap benih mengudara lantas ke langit. Tumbuh besar mengakar di sana. Namun sayang, benih mereka bertebaran kemana-mana tanpa arah yang jelas. Tapi, selayaknya pohon, pasti ada saja daunnya yang berguguran. Dedaunan itu gugur karena karena telah menua, atau karena tak mampu menahan hantaman alam. Hukum alam telah mensyaratkan semakin membesar sebuah pohon, maka semakin keras pula angin menerjang. Maka semakin banyak pula tantangan yang harus dia hadapi. Dedaunan yang lemah pada akhirnya akan gugur jua. Sebab dia tak mampu menahan gempuran alam. Pegangannya terhadap pohon terlampau lemah. Sehingga pada akhirnya pohon hanya bisa mengikhlaskan kepergiannya. Sebab satu daun yang gugur sama sekali tak sebanding dengan jutaan daun yang terus berpegang teguh pada sang pohon. Sementara sang daun yang berguguran hanya akan jadi sampah bagi bumi manusia. Mengotori, merusak pemandangan, dan hanya menjadi biang bagi penyakit.

 
Sedang sang daun gugur, sang pohon akan tetap tumbuh subur membesar dan membesar selama akarnya terus berpegang teguh kepada sang bumi. Dia akan menjadi raja langit. Dia akan menjadi sumber penghidupan bagi umat manusia. Tapi, jika pada pertumbuhannya pohon ini telah lupa pada tempat di mana dia tumbuh, menjadi angkuh, menjadi sombong, maka yakin dan percaya hantaman alam akan mampu merobohkannya, sebesar apapun dia. Silahkan kita lihat bagaimana pohon yang besar sekalipun saat akarnya tak berpegang teguh pada bumi, maka dia akan rubuh karena terpaan angin. Begitu juga saat pohon itu tak mampu lagi menjadi penghidupan bagi semesta. Hanya menjadi sampah lingkungan. Arogan, sombong, maka yakin dan percaya semesta pun tak akan segan menghancurkannya dari peradaban. Lihat saja pepohonan yang tidak bermanfaat, maka dia akan segera di tebang oleh manusia.
Demikian malam ini, aku Man, mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan bercerita tentang rumahku yang tak ubahnya pohon dengan para penghuninya sebagai daunnya. Bagaimana pun juga, sejarah selalu membuktikan adanya orang-orang yang tumbang dalam laju perkembangannya, lelah, muak, demoralisasi, terasingkan, dll. Dan sejarah juga telah membuktikan betapa banyak rumah-rumah yang roboh akibat tak mampu menjawab tantangan zaman dan peradaban.

3 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Monday, February 10, 2014

POHON dan DAUN



Seperti pohon yang beranjak dewasa. Rumah ini tumbuh dengan akar yang menusuk tepat ke perut bumi dengan kuat. Sebab, kita dahulu menanam benih disini, di bumi manusia ini. Di mana setiap lantangan suara kita selalu bercerita tentang manusia dan persoalannya. Tak seperti lainnya yang hendak menanam benih di udara, berharap benih mengudara lantas ke langit. Tumbuh besar mengakar di sana. Namun sayang, benih mereka bertebaran kemana-mana tanpa arah yang jelas. Tapi, selayaknya pohon, pasti ada saja daunnya yang berguguran. Dedaunan itu gugur karena karena telah menua, atau karena tak mampu menahan hantaman alam. Hukum alam telah mensyaratkan semakin membesar sebuah pohon, maka semakin keras pula angin menerjang. Maka semakin banyak pula tantangan yang harus dia hadapi. Dedaunan yang lemah pada akhirnya akan gugur jua. Sebab dia tak mampu menahan gempuran alam. Pegangannya terhadap pohon terlampau lemah. Sehingga pada akhirnya pohon hanya bisa mengikhlaskan kepergiannya. Sebab satu daun yang gugur sama sekali tak sebanding dengan jutaan daun yang terus berpegang teguh pada sang pohon. Sementara sang daun yang berguguran hanya akan jadi sampah bagi bumi manusia. Mengotori, merusak pemandangan, dan hanya menjadi biang bagi penyakit.

 
Sedang sang daun gugur, sang pohon akan tetap tumbuh subur membesar dan membesar selama akarnya terus berpegang teguh kepada sang bumi. Dia akan menjadi raja langit. Dia akan menjadi sumber penghidupan bagi umat manusia. Tapi, jika pada pertumbuhannya pohon ini telah lupa pada tempat di mana dia tumbuh, menjadi angkuh, menjadi sombong, maka yakin dan percaya hantaman alam akan mampu merobohkannya, sebesar apapun dia. Silahkan kita lihat bagaimana pohon yang besar sekalipun saat akarnya tak berpegang teguh pada bumi, maka dia akan rubuh karena terpaan angin. Begitu juga saat pohon itu tak mampu lagi menjadi penghidupan bagi semesta. Hanya menjadi sampah lingkungan. Arogan, sombong, maka yakin dan percaya semesta pun tak akan segan menghancurkannya dari peradaban. Lihat saja pepohonan yang tidak bermanfaat, maka dia akan segera di tebang oleh manusia.
Demikian malam ini, aku Man, mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan bercerita tentang rumahku yang tak ubahnya pohon dengan para penghuninya sebagai daunnya. Bagaimana pun juga, sejarah selalu membuktikan adanya orang-orang yang tumbang dalam laju perkembangannya, lelah, muak, demoralisasi, terasingkan, dll. Dan sejarah juga telah membuktikan betapa banyak rumah-rumah yang roboh akibat tak mampu menjawab tantangan zaman dan peradaban.

3 comments:

Monday, February 10, 2014

POHON dan DAUN



Seperti pohon yang beranjak dewasa. Rumah ini tumbuh dengan akar yang menusuk tepat ke perut bumi dengan kuat. Sebab, kita dahulu menanam benih disini, di bumi manusia ini. Di mana setiap lantangan suara kita selalu bercerita tentang manusia dan persoalannya. Tak seperti lainnya yang hendak menanam benih di udara, berharap benih mengudara lantas ke langit. Tumbuh besar mengakar di sana. Namun sayang, benih mereka bertebaran kemana-mana tanpa arah yang jelas. Tapi, selayaknya pohon, pasti ada saja daunnya yang berguguran. Dedaunan itu gugur karena karena telah menua, atau karena tak mampu menahan hantaman alam. Hukum alam telah mensyaratkan semakin membesar sebuah pohon, maka semakin keras pula angin menerjang. Maka semakin banyak pula tantangan yang harus dia hadapi. Dedaunan yang lemah pada akhirnya akan gugur jua. Sebab dia tak mampu menahan gempuran alam. Pegangannya terhadap pohon terlampau lemah. Sehingga pada akhirnya pohon hanya bisa mengikhlaskan kepergiannya. Sebab satu daun yang gugur sama sekali tak sebanding dengan jutaan daun yang terus berpegang teguh pada sang pohon. Sementara sang daun yang berguguran hanya akan jadi sampah bagi bumi manusia. Mengotori, merusak pemandangan, dan hanya menjadi biang bagi penyakit.

 
Sedang sang daun gugur, sang pohon akan tetap tumbuh subur membesar dan membesar selama akarnya terus berpegang teguh kepada sang bumi. Dia akan menjadi raja langit. Dia akan menjadi sumber penghidupan bagi umat manusia. Tapi, jika pada pertumbuhannya pohon ini telah lupa pada tempat di mana dia tumbuh, menjadi angkuh, menjadi sombong, maka yakin dan percaya hantaman alam akan mampu merobohkannya, sebesar apapun dia. Silahkan kita lihat bagaimana pohon yang besar sekalipun saat akarnya tak berpegang teguh pada bumi, maka dia akan rubuh karena terpaan angin. Begitu juga saat pohon itu tak mampu lagi menjadi penghidupan bagi semesta. Hanya menjadi sampah lingkungan. Arogan, sombong, maka yakin dan percaya semesta pun tak akan segan menghancurkannya dari peradaban. Lihat saja pepohonan yang tidak bermanfaat, maka dia akan segera di tebang oleh manusia.
Demikian malam ini, aku Man, mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan bercerita tentang rumahku yang tak ubahnya pohon dengan para penghuninya sebagai daunnya. Bagaimana pun juga, sejarah selalu membuktikan adanya orang-orang yang tumbang dalam laju perkembangannya, lelah, muak, demoralisasi, terasingkan, dll. Dan sejarah juga telah membuktikan betapa banyak rumah-rumah yang roboh akibat tak mampu menjawab tantangan zaman dan peradaban.

3 comments: