Seperti pohon yang beranjak
dewasa. Rumah ini tumbuh dengan akar yang menusuk tepat ke perut bumi dengan
kuat. Sebab, kita dahulu menanam benih disini, di bumi manusia ini. Di mana
setiap lantangan suara kita selalu bercerita tentang manusia dan persoalannya.
Tak seperti lainnya yang hendak menanam benih di udara, berharap benih
mengudara lantas ke langit. Tumbuh besar mengakar di sana. Namun sayang, benih
mereka bertebaran kemana-mana tanpa arah yang jelas. Tapi, selayaknya pohon, pasti
ada saja daunnya yang berguguran. Dedaunan itu gugur karena karena telah menua,
atau karena tak mampu menahan hantaman alam. Hukum alam telah mensyaratkan
semakin membesar sebuah pohon, maka semakin keras pula angin menerjang. Maka
semakin banyak pula tantangan yang harus dia hadapi. Dedaunan yang lemah pada
akhirnya akan gugur jua. Sebab dia tak mampu menahan gempuran alam. Pegangannya
terhadap pohon terlampau lemah. Sehingga pada akhirnya pohon hanya bisa
mengikhlaskan kepergiannya. Sebab satu daun yang gugur sama sekali tak
sebanding dengan jutaan daun yang terus berpegang teguh pada sang pohon.
Sementara sang daun yang berguguran hanya akan jadi sampah bagi bumi manusia.
Mengotori, merusak pemandangan, dan hanya menjadi biang bagi penyakit.
Sedang sang daun gugur, sang
pohon akan tetap tumbuh subur membesar dan membesar selama akarnya terus
berpegang teguh kepada sang bumi. Dia akan menjadi raja langit. Dia akan
menjadi sumber penghidupan bagi umat manusia. Tapi, jika pada pertumbuhannya
pohon ini telah lupa pada tempat di mana dia tumbuh, menjadi angkuh, menjadi
sombong, maka yakin dan percaya hantaman alam akan mampu merobohkannya, sebesar
apapun dia. Silahkan kita lihat bagaimana
pohon yang besar sekalipun saat akarnya tak berpegang teguh pada bumi, maka dia
akan rubuh karena terpaan angin. Begitu juga saat pohon itu tak mampu lagi
menjadi penghidupan bagi semesta. Hanya menjadi sampah lingkungan. Arogan,
sombong, maka yakin dan percaya semesta pun tak akan segan menghancurkannya
dari peradaban. Lihat saja pepohonan yang
tidak bermanfaat, maka dia akan segera di tebang oleh manusia.
Demikian malam ini, aku Man,
mahasiswa Fakultas Ilmu Pasti Universitas Ayam Jantan bercerita tentang rumahku
yang tak ubahnya pohon dengan para penghuninya sebagai daunnya. Bagaimana pun
juga, sejarah selalu membuktikan adanya orang-orang yang tumbang dalam laju
perkembangannya, lelah, muak, demoralisasi, terasingkan,
dll. Dan sejarah juga telah membuktikan betapa banyak rumah-rumah yang roboh
akibat tak mampu menjawab tantangan zaman dan peradaban.
saya suka yang ini.
ReplyDeletehahahhahahaha
Deletehahahahaha
ReplyDelete